Gardu epos
berarti memberi kebermanfaatan diri kita untuk orang lain. Allah memberi rizqi
dari tempat yang tidak disangka-sangka, tidak memandang status orang tersebut,
baik kaya atau miskin, baik atau buruk, serta beriman maupun tidak. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan? (Ar-Rahman, 13). Oleh sebab itu, sebagai bentuk rasa syukur atas
segala nikmat dan karuniaNya, teruslah untuk memberi kebermanfaatan diri untuk
orang lain. Ketika kita memberi pada orang lain, maka Allah akan memberi energi
positif kepada kita secara bertahap (gardu-gardu/ pos-pos).
Untuk menjadi
bermanfaat dimulai dari hal-hal terkecil lama-lama akan membentuk kebiasaan dan
kepribadian. Bolehlah kita memiliki mimpi yang besar, tetapi jangan lupa,
jangan hanya memandang keatas, tengoklah sekeliling kita, apakah dengan
cita-cita dan tujuan tersebut kita menjadi egois dan mendholimi orang-orang
disekitar kita? Coba renungkan niat kita untuk apa memimpikan semua itu,
sudahkah untuk kebermanfaatan sesama atau hanya untuk kepuasan diri semata? Tetapi
dengan segala kesibukan kita bisakah kita mencapai apa yang kita impikan? Minta
sama Allah, Allah Maha Bisa, keberhasilan itu 25 % dari usaha kita, 75% dari
keputusan Allah. Jalan akan lebih mudah ketika kita terus menebar kebaikan,
tujuan akan lebih mudah tercapai, semua itu karena Allah meridhoi usaha kita.
Potensi apapun
yang kita miliki, gunakanlah untuk memberi manfaat kepada orang lain. Coba
perhatikan seberapa sering ada dan tidak adanya kita sama saja serta seberapa
sering ada dan tidak adanya kita dinantikan oleh orang lain, jangan sampai
keberadaan kita tidak diinginkan oleh orang lain. Dimulai dari diri sendiri,
memanajemen waktu dengan baik, menyelesaikan segala urusan sehingga kita masih
memiliki waktu luang untuk berbagi kepada sesama.
Kenapa harus
menjadi gardu epos? Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat
untuk orang lain. Apapun peran kita, sekecil apapun itu, lakukanlah dengan
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab hanya untuk mengharapkan keridhoan
Allah semata. Ketika kita diuji dengan suatu musibah, jangan lekas putus asa,
berpikir positiflah bahwa semua ini akan menjadi pengalaman untuk kelak bisa
dibagikan kepada orang lain.
Bagaimana melatih
kebermanfaatan? PEKA, meskipun kondisi kita sedang tidak beres tetaplah untuk
membantu orang lain. BELAJAR DAN BELAJAR, ambilah pelajaran dari setiap kejadian,
contohlah setiap kebaikan yang orang lain lakukan. SEMANGAT, seberapapun
banyaknya masalah kita tetap semangat dan tularkan energi optimisme kepada
sesama. AMALAN, teruslah beramal untuk melatih diri menjadi bermanfaat. QURAN,
ketika kita disibukkan dengan Alquran maka Allah akan memenuhi segala kebutuhan
kita.
oleh KMMF UGM
oleh KMMF UGM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar